Rembang, (FHI) – Puluhan pohon bintaro di sekitaran Alun-alun Rembang akhir-akhir ini disorot. Getah dari tanaman itu disebut berbahaya karena beracun, dan bisa mengakibatkan kebutaan jika terkena mata. Penanaman pohon Bintaro ini bisa dibilang baru, karena ditanam sekira tahun 2016 saat proyek peremajaan Alun-alun Rembang.
Agus Affianto, Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UGM, saat ditanya mengatakan, tanaman bintaro yang berusia muda memiliki getah, sedangkan yang tua tidak. Bintaro muda bisa dibuat pestisida, tapi jika getahnya kena mata, bisa buta.
“Bahkan kalau getahnya sampai tertelan, bisa mengakibatkan kematian. Coba saja misalnya pada kadal. Nggak butuh waktu lama, paling beberapa menit, mati itu,” terangnya.
Agus yang mengaku kaget saat melihat keberadaan bintaro di Alun-alun Rembang, menyarankan untuk mencabut saja pohon itu. Selain karena di ruang publik, menurutnya, jika anak-anak kena getahnya, dampaknya fatal.
Ia juga menyebut tidak aman, apabila di sekitar pohon bintaro diberi papan peringatan. Sebab, ia menilai, tidak ada jaminan bebas dari akses anak-anak. Apalagi bentuk buah bintaro persis apel, sehingga menarik anak-anak.
Agus yang juga merupakan Direktur Eksekutif Indonesian Forestry and Governance Institute pun menyarankan agar bintaro ditanam di daerah yang tidak mudah terjangkau. Tanaman ini bisa dikembangkan untuk pembasmi hama.
Atas sorotan tersebut, pihak Sekda Kabupaten Rembang, melalui Kabag Pembangunan Agus Iwan Haswanto, Selasa (05/12/2017), berkata, jika memang itu sangat berbahaya harus ditindak. “Sayangnya itu pohon hutan yang dibawa ke kota; jika memang kajianya cukup membahayakan ya harus ditindaklanjuti,” jelasnya. (handoko)
