Cirebon, (faktahukum.co.id) – Desa Pasanggrahan yang termasuk dalam Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon adalah salah satu Desa yang dikelilingi dataran persawahan diantara Desa lainnya.
Tak ayal, kalau Desa ini termasuk dalam katagori Desa Tangguh dalam ketahanan pangan ditingkat Kabupaten Cirebon.
Perhelatan demokrasi Desa yang digelar Pemerintah Kabupaten Cirebon kurang lebih 8 bulan yang lalu, masyarakat Desa Pasanggrahan memilih salah satu figur Kuwu (Kepala Desa_red) Wasa, yang dipilih dan dinyatakan unggul diatas calon lainnya.
Berlatar belakang seorang kontraktor yang sering bolak balik luar kota, bahkan luar pulau digelutinya dari sejak beberapa tahun yang lampau sebagai sumber penghasilan keluarganya.
“Luar kota bahkan luar pulau, saya mengerjakan kontruksi dalam mencari mata pencaharian untuk kehidupan rumah tangga. Dalam satu kesempatan, saya kaget karena sedang bekerja di Bandung, dari kampung halaman (Pesanggrahan_red) diminta oleh beberapa warga masyarakat untuk pulang dan mencalonkan Kuwu (Kepala Desa_red),” ujar Wasa.
Banyak cerita yang berkembang saat proses pencalonan, pemilihan sampai penghitungan hingga pelantikan.
“Mulai dari tantangan para calon yang sudah merasa tak tertandingi hingga tuntutan masyarakat yang harus dilakukan demi mencapai kemenangan menduduki kursi nomor satu di Desa. Tapi semuanya saya anggap adalah hal yang wajar, tentunya warga dapat melihat siapa yang memang dikehendaki untuk memimpin desanya”, tutur pria asli keturunan Pasanggrahan ini.
Di tempat terpisah, salah satu warga Desa Pasanggrahan Cepy Dominggus, saat di wawancarai media Fakta Hukum Indonesia (FHI) mengatakan, bahwa dalam kepemimpinan beliau yang memang terbilang baru, namun sudah mulai ada kegiatan yang mengena bagi masyarakat, mulai dari mengusulkan rutilahu hingga terpilih menjadi salah satu kriteria Desa Tangguh di Kabupaten Cirebon, yang merupakan Desa dengan ketahanan pangan yang mumpuni bagi masyarakatnya,” ungkap pria yang juga aktif di salah satu organisasi masyarakat.
Beberapa harapan yang disematkan dalam perjalanan roda pemerintahan yang dipimpin Wasa, ” Saya menginginkan seluruh lapisan masyarakat yang saling mengisi satu sama lain tidak benteng ceweng (terpisah_red) terutama dalam melaksanakan tujuan pembangunan Pasanggrahan. Tak terkecuali Pemerintah Desa sebagai pelaksana pelayanan di birokrasi sudah seyogianya dapat melayani semua warga tanpa melihat status dan strata sosial mereka. Karena kalau kita bersatu segala upaya adu domba dari pihak manapun dapat kita atasi dan selesaikan bersama dengan baik dan tuntas,” harap Wasa.
Penulis: Q-har
Editor: Bonding cs