Rembang, (faktahukum.co.id) – Demi terciptanya swasembada kedelai, Pemerintah Kabupaten Rembang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan canangkan 7.000 hektar tanaman kedelai yang tersebar di 14 kecamatan se – Kabupaten Rembang.
Angka itu sebenarnya sudah bagus, tapi masih kecil dibandingkan dengan target Kementerian pertanian, yakni sebanyak 20.000 hektar. Dari data yang ada, biasanya tiap tahun Kabupaten Rembang hanya tertanam 2.000 hektar kedelai karena petani kedelai lokal telah dihabisi oleh harga miringnya kedelai Import.
Kepala bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang, Desty Muryadi, saat ditemui dilingkungan Kodim Rembang, Senin (19/03/2018), mengatakan ia sudah menggeber 450 kelompok tani yang tersebar di seluruh wilayah untuk capai target 7.000 hektar lahan calon penerima calon lahan (CPCL).
Masing-masing satu hektar luasan lahan diasumsikan dihibahi dana APBN sebesar Rp. 950.000 untuk pembelian benih 50 kilo gram, pupuk organik cair 4 liter, dan 250 gram Rhysobium. Apabila target tanam dan swasembada Kementrian terpenuhi, janji kementerian, kedelai impor bakal di setop pemerintah.
“Target swasembada kedelai nasional, sebesar 1,5 juta hektar lahan, Jawa Tengah sebanyak 500 hektar; jadi kita Rembang sebenarnya dapat target 20.000 hektar,” paparnya.
Dinas Pertanian, menurut Desty, sudah mendata kelompok dan koordinasi dengan BPP Pertanian, akhirnya mendapat sekitar 7000 hektar lahan CPCL yang siap tanam kedelai. Menurut petani, harga kedelai memang kurang menarik bagi petani karena harganya yang sangat rendah, apalagi digempur oleh harga miring kedelai impor.
“Dana untuk 7.000 hektar, anggaran juga sudah ditransfer ke rekening kelompok tani, nanti kelompok itu kan cari anggota yang mau nanam,” tegasnya.
Salah satu anggota kelompok tani dari wilayah Kaliori Rembang, Cakra Mukti, membenarkan, bahwa akan ada bantuan benih kedelai, pupuk dan obat, namun, katanya, prosesnya kurang begitu mengetahui, dan sedang mencari CPCL lahan untuk ditanami kedelai. (handoko)
