Sulsel (faktahukum.co.id) – Meski pengukuhan adat suku To Konde sebelumnya sempat diwarnai aksi demo oleh Suku Padoe, akhirnya pelaksanaan dialihkan ke istana Kedatuan Luwu, di Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan.
Beberapa waktu lalu, rencana pelaksanaan pengukuhan dewan adat suku To Konde yang berlokasi di Desa Kawata terpaksa diganti dengan syukuran untuk menghindari konflik fisik antar suku. Kehadiran wakil bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam yang langsung ke lokasi mampu meredam gesekan menjadi kondusif. Akhirnya lewat kesepakatan dan petunjuk kedatuan Luwu, akhirnya pengukuhan dilangsungkan di Istana Kedatuan di Kota Palopo (02/08/2018).
Di pimpin langsung oleh Datu Luwu, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau di Istana Kedatuan, pelaksanaan pengukuhan berjalan lancar. Saat di lokasi, Denis Dayan Kadama S. Sos dikukuhkan sebagai Pongkiari, menyusul pelantikan para pengurus dewan adat suku To Konde.
Dalam rangkaian gelaran pengukuhan suku adat To Konde, selain tarian disuguhkan tarian perjuangan dan kemenangan, suku to konde juga mengadakan Polaemba (dero: nama adat), didepan istana yang disaksikan langsung oleh datu dan permaisurinya.
Terkait mengenai demo pihak suku Padoe beberapa waktu lalu, saat dikonfirmasi salah satu pengurus adat suku To Konde, Attang Samad mengatakan bahwa kepolisian Polres Luwu Timur sudah menerima suratan resmi suku To Konde. “Saya belum tau persis seperti apa, tapi bagian hukum dikesukuan kami mengatakan bahwa pihak Polres Malili sudah menerima surat resmi kami mengenai protes suku kami kepada Padoe yang demo saat acara syukuran di Kawata. Kami masih menunggu kabar dari Polres”, ungkap Attang. (Albar)
