Pandeglang-Banten, (Faktahukum.co.id) – Pondok Pesantren Salafi adalah sebutan bagi pesantren yang mengkaji kitab-kitab karangan ulama terdahulu, yang identik dengan pesantren tradisional atau klasik.
Hubungan antara Kyai dengan santri pun cukup dekat secara emosional, Ponpes Salafi mengajarkan para santrinya dengan cara metode ” Sorogan ” yang diterapkan pada kegiatan mengajar, itu memberi ruang santri menirukan bacaan kyai, yang kemudian diucapkan berulang-ulang oleh santri satu per satu di hadapan kyainya, agar bisa dikoreksi setiap yang di bacakannya dan lebih terasa efektif.
Dengan metode belaja Sorogan tersebut, kyai dapat mengontrol dengan baik proses belajar mengajar di pesantren, serta tidak akan ada celah lemahnya sanad keilmuan para santri.
Seperti yang terlihat di Pondok Pesantren ‘Riyadul Mubtadiin’ salah satu pondok pesantren yang terletak di pinggiran kota pandeglang tepatnya di Kampung Sindang Adipati, Kelurahan Kadomas, Kecamatan Pandeglang, Banten. Senin (20/07/20).
Meski seiring dengan perubahan zaman, hingga saat ini Ponpes Riyadul Mubtadiin, masih bertahan dan berkembang dengan metode Sorogan yang di ajarkannya.
Awal berdiri pondok pesantren Riyadul Mubtadiin pada tahun 2004, dan hanya ada beberapa santri saja yang ada.
Ustd. Mumu Samsudin, yang akrab di sapa Kyai Mumu adalah pendiri sekaligus pengasuh Ponpes Riyadul Mubtadiin, beliau merasa berkewajiban mengkaderisasi generasi bangsa agar memiliki akhlak yang baik, khususnya melalui pemahaman Agama Islam.
“Saya merasa berkewajiban bersama-sama belajar dengan para santri, karena ketika orang tua mereka menitipkan anaknya kesini, orang tua mereka menaruh harapan supaya anaknya bisa lebih baik” tutur Kyai Mumu.
Selain belajar membaca kitab kuning sebagai ajaran pokok pesantren salafi, dikatakan Kyai Mumu, Ponpes Riyadul Mubtadiin juga diajarkan tata cara membaca Al-Qur’an, memahami ilmu Fiqih, dan mengkaji Tafsir Al-Qur’an.
“Kitab kuning itu Ruh dari pesantren salafi, untuk itu sampai kapanpun di pesantren salafi tidak akan hilang yang namanya mempelajari kitab kuning ‘kitab karangan ulama terdahulu’,” tambah Kyai Mumu.
Ponpes Salafi, selain mengajarkan ilmu agama, juga mendidik kemandirian sejak dini, mulai dari masak, cuci pakaian, dan mengatur keuangan sendiri dengan kehidupan yang sangat sederhana.
Penulis: M. Jhn/Tim. Editor: Bonding cs