Lihatlah Ini
Lihatlah Ini
RAGAM DAERAH

Menginspirasi Bangkitnya Semangat Kejuangan Leluhur Bagi Generasi Milenia

×

Menginspirasi Bangkitnya Semangat Kejuangan Leluhur Bagi Generasi Milenia

Sebarkan artikel ini

Rembang, (faktahukum.co.id) – Seperti dilansir https://gobatik.wordpress.com terkait hasil penelusuran runtutan sejarah ditetapkanya tanggal 14 Juli sebagai Hari Jadi Kabupaten Rembang untuk diperingati masyarakat di wilayah tersebut, menjadi sebuah monen penting bagi kita untuk mengenang perjuangan masyarakat pada waktu itu.

Hingga tersebutlah beberapa nama tokoh-tokoh seperti, Raden Panji  Margono, Widyaningrat adalah Bupati Lasem sebagai pemimpin Lasjkar Dampu Awang, Kyaio Ali Badawi tokoh lasjkar Sabil, Anggajaya, Noyo Sentono, Tan Kiwi, R.P Surya kusuma, R.P Surya Dilaga, R.P Ullaya kusuma dan lainya.

↓↓ Gulir untuk Melanjutkan ↓↓
Pasang Iklan Disini

Wilayah Kabupaten Rembang yang dibatasi langsung dengan Laut Jawa (Pantura) di sisih utara, Kabupaten Tuban sebelah Timur, Kabupaten Blora sebelah Selatan, dan berbatasan dengan Kabupaten Pati sebelah Barat atau 101.408 luasan wilayahnya ini, selain limpahan hasil bumi ditambah lokasinya yang strategis bagi KoOMPENI untuk mendaratkn kapal-kapal perangnya guna memperluas wilayah jajahanya pada waktu itu.

BACA JUGA :   Disnaker dan Walikota Padang Bahas Aturan Kawasan Pelabuhan Teluk Bayur

Rembang ternyata menjadi lokasi strategis transit bagi KOMPENI untuk melakukan pengembangan wilayah jajahanya di Indonesia pada waktu itu.

Selanjudnya, akibat terlalu lamanya masyarakat yang merasa atas pendudukan Garnisum KOMPENI pada wilayah tersebut yang merasa telah terampas atas kesewenang-wenangan KOMPENI pada saat itu.

Sehingga dalam perjalanan panjang, munculah berbagai gerakan pemberontakan dari masyarakat yang akhirnya berhasil mengusir KOMPENI di wilayah tersebut pada 27 Juli 1741 .

Dan akhirnya pada masa Pemerintahan Moch. Salim, sebagai Bupati Rembang waktu itu telh dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat Rembang no. 6 tahun 1993 menjadi : Peringatan HARI JADI KABUPATEN REMBANG, untuk diperingati, seperti halnya prosesi upacara Peringatan Hari Jadi Kabupaten Rembang yang dipimpin langsung oleh Bupati Rembang bersama seluruh jajaran OPD dan institusi lainya beberapa hari lalu di Alun-alun Kota Rembang, Jum’at (27/8/18).

BACA JUGA :   Kerjasama dengan Unpad Bandung, Ini Harapan Bupati Banggai

Bupati Rembang dalam sambutanya (red. menggunakan Bahasa Jawa ) menyampaikan, rasa terimakasih yang sebesar-besarnya ia ucapkan kepada semua pihak yang telah mencurahkan tenaga dan pikiranya yang dibuktikan atas banyak penghargaan bagi Kabupaten ini sebagai simbol Rembang mampu bangkit dalam membangun dan mengejar ketertinggalanya dari Kabupaten lain, seperti halnya penghargaan yang didapatkan Kabupaten ini atas, (1). Penghargaan Tingkat Nasioal terhadap Desa Terbaik Penyelenggara Perpurtakaan Desa, (2). Penghargaan Tingkat Nasional predikat Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) kategori Wanita Penggerak Desa, (3). Penghargaan sebagai Kabupaten yang ramah investasi pada Radar Kudur Award 2018, (4). Penghargaan sebagai Kabupaten Kabupaten / Kota yang Layak Anak 2018 terkait Pencegahan Perkawinan Anak, dan (5). Juara 1 Tingkat Propinsi dalam Lomba Bercerita Anak tingkat Sekolah Dasar, ungkapnya.

BACA JUGA :   Selama Ramadhan, Polres Banggai Gencar Berantas Peredaran Miras

Abdul Hafidz juga mengharapkan, agar segenap jajaran Pemerintah Daerah dan seluruh elemen masyarakat bersatu padu, beegandeng tangab dalam tujuan yang sama untuk membangun Kabupaten Rembang lebih baik lagi, seperti bangkit dan bersatunya jiwa juang dan tekad leluhur terdahulu yang telah bersama-sama berhasio mengusir penjajah yang ada di wilayah tersebut, pungkas dan harap Bupati Rembang sebelum meninggalkan podium dalam upacara tersebut.

Ditandai dengan tampilan Tarian Batik yang diperagakan sekitar 170 siswi tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Rembang sebagai simbol bahwa Budaya Membatik merupakan asli peninggalan leluhur di Kabupaten Rembang yang telah diwariskan secara turun-temurun dengan ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki oleh Kabupaten penghasil Batik yang lainya, menandai bahwa prosesi upacara dengan menggunakan konsep adat Jawa sebagai simbol mempertahankan kearifan lokal tersebut telah berakhir. (Sugito )

Faktahukum on Google News