Lihatlah Ini
Lihatlah Ini
ARTIKEL

Makna Filosofi Puasa Ramadhan 

×

Makna Filosofi Puasa Ramadhan 

Sebarkan artikel ini

Oleh:Syam.Fhi Raider

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt.karena ditahun yang penuh berkah ini kita masih diberi kesempatan yang sangat istimewa yaitu Bulan yang penuh berkah dan rahmat.sehingga Hamba Allah wajib mensyukuri nikmat yang diberikan.

↓↓ Gulir untuk Melanjutkan ↓↓
Pasang Iklan Disini

Semua yang disyariatkan ajaran agama Islam ataupun yang dilarangnya pasti mengandung nilai-nilai (makna) filosofisnya.hanya saja kita belum mampu mengatahui dan menghayatinya. Seperti halnya dengan ibadah-ibadah lainnya, maka ibadah puasa pun setidaknya mempunyai nilai filosofis yang dikandungnya.

Ramadhan kita jalani selama berhari-hari sebulan penuh.merasakan lapar dan haus setiap kali matahari berada di ujung kepala. Apalagi bagi yang masih beraktivitas bekerja hingga waktu siang.terkadang  Perut terasa sakit dan tenggorokan terasa dahaga, ditambah lagi terik matahari yang mengucurkan keringat.

Bukan cuma menahan diri dari makan dan minum, tetapi selama puasa kita harus menahan diri dari semua yang membatalkan. Sebahagian puasa ialah,memasukkan benda padat atau cair ke dalam tubuh, baik melalui mulut, telinga, hidung, maupun lubang-lubang tubuh yang lain. Orang yang berpuasa juga harus menekan diri dari syahwatul farji yaitu bersetubuh, atau barangkali “onani/masturbasi”.

BACA JUGA :   Universitas Batam Menuju Rangking Unggul

Secara kasat mata, puasa hanyalah ibadah badaniyah (ibadah fisik) yang mampu melatih tubuh untuk lebih mandiri dan membiasakan diri dari bersenang-senang. Perut dilatih untuk tidak makan dalam durasi yang lebih lama dari hari-hari biasa. Bagi yang sudah menikah, dilatih untuk tidak berhubungan badan dengan pasangannya di siang hari.

Namun, puasa bukanlah soal fisik semata, melainkan penempaan batin dari hawa nafsu. Semua ibadah yang disyariatkan Allah tentu penuh dengan rahasia tersembunyi.jarang sekali yang merenungkannya dan memahami, hingga dijiwai sebagai syariat.

Banyak perbuatan orang yang menjalankan ibadah puasa yang secara syariat tidak membatalkan puasa, namun mnggugurkan pahala besarnya.Imam Muhammad al-Ghazali, seorang sufi yang sangat memahami ilmu fiqh, memberikan gagasan tentang rahasia puasa. Sebagai seorang ahli fiqh sekaligus ahli tasawuf, Imam Ghazali

Memandang puasa sebagai ibadah badaniyah. Oleh karena itu, gagasannya tentang rahasia puasa pun menyadarkan kita akan pentingnya menunaikan ibadah puasa secara lahiria dan  batinia.

Berikut ini enam rahasia puasa menurut Imam al Ghazali yang ditulis dalam kitab fenomenalnya Ihya’ Ulum ad Din:

1.Menundukkan mata dan mencegahnya dari memperluas pandangan ke semua yang dimakruhkan, dan dari apapun yang melalaikan hati untuk berdzikir kepada Allah.

BACA JUGA :   Mendamba Kedamaian di Bumi Papua

2.Menjaga lisan dari igauan, dusta, mengumpat, fitnah, mencela, tengkar, dan munafik.

3.Menahan telinga dari mendengar hal-hal yang dimakruhkan. Karena semua yang haram diucapkan, haram pula didengarkan. Allah menyamakan antara mendengar dan memakan perkara haram, “sammaa’uuna lil kadzibi akkaaluuna lis suht”.

4.Mencegah bagian tubuh yang lain seperti tangan dan kaki dari tindakan-tindakan dosa, juga mencegah perut dari makan barang syubhat ketika berbuka. Mana mungkin bermakna, orang berpuasa dari makanan halal lalu berbuka dengan makanan haram. Ibaratnya seperti orang yang membangun gedung tetapi menghancurkan kota. Nabi Muhammad pernah bersabda, “Banyak sekali orang yang berpuasa namun yang ia dapat hanya lapar dan haus. Ia adalah orang yang berbuka dengan haram. ”Wa qiila, “Ia yang berpuasa lalu berbuka dengan memakan daging sesama, yaitu dengan ghibah.”

5.Tidak memperbanyak makan ketika berbuka, mengisi perut dan mulut dengan tidak sewajarnya. Maka, apalah arti puasa jika saat berbuka seseorang mengganti apa yang hilang ketika waktu siang, yaitu makan. Bahkan, justru ketika Ramadhan makanan akan lebih beragam. Apa yang tidak dimakan di bulan-bulan selain Ramadhan malah tersedia saat Ramadhan. Padahal, maksud dan tujuan puasa ialah mengosongkan perut dan menghancurkan syahwat, supaya diri menjadi kuat untuk bertakwa.supaya hati setelah berbuka bergoncang antara khouf (takut) dan roja’ (mengharap). Karena, ia tidak tahu apakah puasanya diterima dan ia menjadi orang yang dekat dengan Allah, ataukah puasanya ditolak dan ia menjadi orang yang dibenci. Dan seperti itulah adanya di seluruh ibadah ketika selesai dilaksanakan.

BACA JUGA :   Menakar peluang Indonesia di Mahkamah Hukum Laut Internasional

6.Rahasia-rahasia yang dipaparkan oleh Imam Ghazali ini bisa kita perhatikan baik-baik, di mana puasa bukan hanya tentang perut. Puasa adalah berpuasanya seluruh tubuh, puasanya mata, puasanya kaki, puasanya tangan, puasanya telinga, bahkan hati pun ikut berpuasa. Puasa tidak hanya dipandang secara syariat antara sah dan batal. Karena yang puasanya sah hingga tebenam matahari belum tentu diterima oleh Allah. Melainkan puasa yang menyeluruh dari raga hingga jiwa. Wallahu a’lam bis shawab.sumber webs goegle.

Semoga Artikel ini bermanfaat buat kaum islam yang menjalankan.

MOHON MAAF LAHIR DAN BHATIN MARHABAN YA RAMADHAN.KEL SYAMSUDDIN.DAN KEL FHI.

Faktahukum on Google News