Lamandau – Ribuan ikan di sungai Kujan salah satu anak cabang Desa Lamandau yang terletak di Desa Kujan, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah ditemukan warga mati, dinilai janggal lantaran terjadi beberapa hari kemarin.
Kematian ribuan ikan tersebut diduga disebabkan air sungai yang tercemari limbah Pabrik pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yang terdekat dengan anak sungai tersebut.
Salah seorang warga yang tinggal di bantaran sungai Lamandau, membenarkan adanya kematian ikan dalam jumlah cukup banyak, kematian ribuan ikan tersebut diduga disebabkan air sungai yang tercemar limbah pabrik pengolahan kelapa sawit.
“Ini bukan kejadian yang pertama Mas, sudah beberapa kali terjadi setiap air pasang atau hujan deras banyak ditemukan ikan mati, bahkan ada juga ikan yang masih hidup tapi mengambang di atas permukaan air,” kata salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya, saat dikonfirmasi awak media, Selasa (21/6/2022).
Ia melanjutkan, sepanjang pengetahuannya daerah sungai Lamandau tidak pernah ada yang berani meracuni ikan, terlebih ia juga merupakan pencari ikan mengetahui betul apa, siapa saja yang mencari ikan dan alat tangkap yang digunakan.
Dugaan Kami, air sungai sungai tersebut tercemari limbah, jangan kan limbahnya bau limbahnya saja sejak beberapa tahun lalu sampai saat ini masih dikeluhkan warga, kalau jangka pendek saat ini mungkin tidak terasa, tapi kita tidak tau jangka panjangnya yang jelas sangat mengganggu sekali.
“Untuk diketahui sebelumnya Pabrik kelapa sawit (PKS) milik PT Sumber Adinusa Lestari (PT. SAL) di Desa Kujan, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau, pernah disegel oleh aparat dari Reskrimsus Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) pada tahun 2017 lalu terkait masalah limbah pabrik,” jelasnya.
Sementara itu, pihak Humas PT SAL Husnul Maarif Lubis, saat dikonfirmasi awak media mengaku sudah melakukan pengecekan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat guna memastikan tidak ada tanggul limbah atau Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) yang bocor ataupun meluap.
“Kemarin kita sudah cek lokasi IPAL kita, hasilnya tidak ada kebocoran, semuanya berjalan normal,” kata Husnul, saat dikonfirmasi wartawan.
Namun untuk memastikan penyebab pasti kematian ikan di sungai pihaknya mengaku sudah mengambil sampel ikan untuk dilakukan uji laboratorium.
“Sampelnya sudah kita ambil, tetapi memang belum kita kirim untuk uji lab, karena masih mencari tempat pengujiannya yang pas kemungkinan akan dikirim ke Palangka Raya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lamandau, Sunarto, masih belum memberikan keterangan resmi perihal masalah ini. awak media yang mencoba mengkonfirmasi ke kantor DLH setempat tidak menemui Kepala Dinas karena sedang kunjungan kerja, begitu juga pesan singkat via WhatsApp yang dikirimkan, hingga berita ini di terbitkan belum mendapatkan jawaban dari yang bersangkutan. (M. Andreyanto / Tim).